Halaman

Minggu, 15 Juni 2014

Kerajinan Tangan dan Seni Rupa

Pendidikan Seni Sebagai Alat Bukan Sebagai Tujuan

Seni merupakan karya yang memiliki nilai keindahan tersendiri. Seni juga dapat diartikan sebagai  suatu imajinasi seseorang. Tujuan pendidikan seni juga dapat dilihat sebagai upaya untuk mengembangkan sikap agar anak mampu berkreasi dan peka terhadap seni atau memberikan kemampuan dalam berkarya dan berapresiasi seni. Kedua jenis kemampuan ini menjadi penting artinya karena dinamika kehidupan sosial manusia dan nilai-nilai estetis mempunyai sumbangan membentuk jiwa dan kepribadian anak Pendidikan seni sekarang ini mengarah pada pendidikan seni sebagai alat. Pendidikan seni bukan sebagai tujuan yang mengarah sebagai alat untuk mencapai tujuan. Adapun beberapa tujuan yang hendak dicapai yaitu sebagai berikut:
1.      Pendewasaan Diri
2.      Pematangan Kemampuan
3.      Pematangan Keterampilan
4.      Pematangan Kesiapan
Dari beberapa tujuan tersebut, pendidikan seni diharapkan mampu menjadi alat agar tercapainya tujuan tersebut. tujuan tersebut dapat tercapai dengan melaksanakan proses pembelajaran secara interaktif, inspiratif, dan dalam suasana yang menyenangkan, menggairahkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan peserta didik.

            Manusia adalah mahluk bermain, hampir setiap saat orang memerlukan kondisi untuk bermain, kegiatan bermain sebenarnya merupakan pencermatan terhadap bentuk, misalnya : keindahan,konstruksi dan teknologi ataupun proses. Proses ini sering dikatakan sebagai proses karya seni, ditinjau dari proses berkarya, cara cipta seni anak berbeda dengan orang dewasa. Berkarya seni rupa sebenarnya merupakan prilaku biasa, seperti berbicara, bermain dan berkhayal. Karya seni rupa difungsikan sebagai ungkapan perasaan, keinginan maupun pandangan terhadap dunia sekelilingnya. Perbedaan yang kita miliki seperti perbedaan bakat, minat, pemikiran, dan lain sebagainya. Kita ambil contoh perbedaan bakat dan minat. Setiap orang pasti memiliki bakat dan minat yang berbeda-beda antara satu dengan yang lainnya. Proses terebut bukan semata-mata untuk dijadikan acuan untuk mencapai tujuan, namun bagaiamana caranya kita sebagai seorang manusia menjadikan proses itu sebagai alat untuk mencapai tujuan. Jika, semua orang berpikiran hal yang sama yaitu berpikir bahwa pendidikan seni bukanlah sebagai tujuan, namun pendidikan seni merupakan alat untuk mencapai tujuan, maka pendidikan seni itu akan memberikan dampak dari proses yang ia jalani seperti di antaranya, pendewasaan diri, pematangan kemampuan, pematangan keterampilan, dan pematangan kesiapan. Hal ini menunjukkan bahwa pendidikan seni rupa merupakan pendidikan yang berfungsi sebagai alat, bukan sebagai tujuan. Maksudnya, pendidikan seni rupa dijadikan sebagai alat untuk mencapai kualitas diri yang lebih baik seperti pendewasaan diri, pematangan kemampuan, pematangan keterampilan maupun dalam hal kesiapan. Dalam hal ini, terdapat beberapa aspek penting yang perlu mendapat perhatian dalam pendidikan seni, antara lain kesungguhan, kepekaan, daya produksi, kesadaran berkelompok, dan daya cipta

Garis Besar Program Pembelajaran (GBPP)

Kerajinan Tangan dan Seni Rupa

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( R P P )


Nama Sekolah     :  SD N 2 Kaliakah
Kelas/Semester    :  VI (Enam) / I (satu)
Tema                    :  Kerajinan Tangan Berbahan Dasar Alami
Alokasi Waktu     : 1 x pertemuan (2 x 35 menit)


A.  Kompetensi Inti
1.      Menerima, menjalankan, dan menghargai ajaran agama yang dianutnya.
2.      Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan tetangganya serta cinta tanah air.
3.      Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, di sekolah, dan tempat bermain.

B.  Kompetensi Dasar
1.    Mengapresiasi karya seni sebagai anugerah Tuhan dan memiliki rasa bangga terhadap tanah air.
2.    Menghargai alam dan lingkungan sekitar sebagai sumber ide dalam berkarya seni.
3.    Membentuk karya patung sederhana dari berbagai media.

C.    Indikator
1.      Membuat lukisan sederhana dengan bahan pewarna alami.
2.      Menyebutkan dan menjelaskan langkah-langkah pembuatan lukisan sederhana dengan bahan pewarna alami.

D. Tujuan Pembelajaran
1.      Siswa dapat membuat lukisan sederhana dengan bahan pewarna alami.
2.      Siswa mengetahui serta dapat menyebutkan langkah-langkah pembuatan lukisan sederhana dengan bahan pewarna alami.

E.  Materi Pembelajaran
Mengenal, serta membuat teknik lukis sederhana

F.  Metode Pembelajaran
1.      Metode Ceramah
2.      Metode Tanya Jawab
3.      Metode Penugasan

G. Media, Alat, dan Sumber Belajar
1.      Media dan Alat : Buku gambar, kuas, pensil, kunyit, arang, daun-daunan, dll.
2.      Sumber Belajar : Buku ajar Seni Budaya dan Keterampilan kelas VI

H. Langkah-langkah Pembelajaran
1.      Kegiatan Pendahuluan (5 menit)
a.       Guru membuka pelajaran dengan menyapa siswa menanyakan kabar mereka.
b.      Guru bersama-sama siswa melakukan doa.
c.       Guru melakukan apersepsi sebagai awal komunikasi guru sebelum melaksanakan pembelajaran inti.
d.      Guru memotivasi siswa, agar siswa lebih bersemangat dalam mengikuti pembelajaran.
e.       Siswa mendengarkan penjelasan dari guru tentang kegiatan yang akan dilakukan serta menyampaikan tujuan pembelajaran.
2.      Kegiatan Inti (60 menit)
a.       Guru memperlihatkan lukisan yang dibuat dengan menggunakan pewarna alami
b.      Siswa mendengarkan prosedur serta langkah-langkah dalam pembuatan lukisan dengan menggunakan pewarna alami.
c.       Setelah itu, siswa disuruh mempraktekkan atau membuat lukisan sederhana dengan menggunakan pewarna alami berdasarkan imajinasi siswa.
d.      Setelah siswa selesai membuat lukisan, guru menunjuk beberapa siswa untuk menjelaskan langkah-langkah pembuatan lukisan yang sudah dibuat oleh siswa.
3.      Kegiatan Penutup (5 menit)
a.       Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa
b.      Memberikan penguatan  dan penyimpulan dari hasil pembuatan lukisan sederhana dengan bahan pewarna alami.

I.    Penilaian
1.      Penilaian sikap : cermat, teliti, dan tanggung jawab.
2.      Penilaian pengetahuan : kuis
3.      Unjuk kerja : praktek membuat lukisan sederhana dengan bahan pewarna alami.


Kerajinan Tangan dan Seni Rupa

RPP Kurikulum 2013

RPP disusun oleh guru sebagai terjemahan dari ide kurikulum dan berdasarkan silabus yang telah dikembangkan di tingkat nasional ke dalam bentuk rancangan proses pembelajaran untuk direalisasikan dalam pembelajaran. Jadi dalam hal ini guru harus mampu menterjemahkan ide-ide yang dimuat dalam Kurikulum 2013. Penterjemahan ide-ide didasarkan pada silabus yang telah disiapkan oleh pemerintah pusat dalam hal ini departemen pendidikan dan kebudayaan. Kemampuan menterjemahkan ide akan terlihat saat guru mengembangkan RPP dan menyesuaikan apa yang dinyatakan dalam silabus dengan kondisi di satuan pendidikan baik kemampuan awal peserta didik, minat, motivasi belajar, bakat, potensi, kemampuan sosial, emosi, gaya belajar, kebutuhan khusus, kecepatan belajar, latar belakang budaya, norma, nilai, dan/atau lingkungan peserta didik. RPP yang dibuat selalu mengedepankan perencanaan pembelajaran yang nantinya dalam proses belajar mengajar akan mendorong partisipasi aktif siswa. RPP yang dibuat tidak boleh menyimpang dari tujuan Kurikulum 2013 yaitu untuk menghasilkan siswa sehingga menjadi manusia yang mandiri dan tak berhenti belajar (pebelajar sepanjang hayat/lifelong learner), proses pembelajaran yang berpusat pada siswa (student centered) sehingga dapat mengembangkan motivasi, minat, rasa ingin tahu (curiousity), kreativitas, inisiatif, inspirasi, kemandirian, semangat belajar, keterampilan belajar dan kebiasaan belajar.
Pengembangan RPP yang baik akan mengedepankan proses pembelajaran yang mengembangkan budaya membaca dan menulis pada diri peserta didik. Proses pembelajaran dalam RPP dirancang untuk mengembangkan kegemaran membaca, pemahaman beragam bacaan, dan berekspresi dalam berbagai bentuk tulisan. Di dalam RPP terdapat cara-cara dan langkah-langkah yang dapat dilakukan oleh guru untuk memberikan umpan balik (feedback) dan tindak lanjut (follow up). RPP memuat rancangan program pemberian umpan balik positif (positive feedback), penguatan (reinforcement), pengayaan (enrichment), dan remedi. Pemberian pembelajaran remedi harus dilakukan guru setiap saat setelah suatu ulangan atau ujian dilakukan, hasilnya dianalisis, dan kelemahan setiap peserta didik dapat teridentifikasi. Pemberian pembelajaran diberikan sesuai dengan kelemahan peserta didik.
Perancangan RPP memperhatikan keterkaitan dan keterpaduan antara materi-materi pembelajaran yang satu dengan materi pembelajaran yang lainnya. RPP harus sedemikian rupa sehingga keterkaitan dan keterpaduan antara KI dan KD, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, penilaian, dan sumber belajar menjadi satu kesatuan utuh berbentuk pengalaman belajar yang bermakna bagi siswa. RPP disusun dengan mengakomodasikan pembelajaran tematik, keterpaduan lintas matapelajaran untuk sikap dan keterampilan, dan keragaman budaya. Menerapkan teknologi informasi dan komunikasi. RPP disusun dengan mempertimbangkan penerapan teknologi informasi dan komunikasi secara terintegrasi, sistematis, dan efektif sesuai dengan situasi dan kondisi.
Komponen dan Sistematika RPP
RPP pada Kurikulum 2013 paling sedikit memuat: (i) tujuan pembelajaran, (ii) materi pembelajaran, (iii) metode pembelajaran, (iv) sumber belajar, dan (v) penilaian. 

Komponen-komponen tersebut secara operasional diwujudkan dalam bentuk format RPP Kurikulum 2013 berikut ini. 

Format RPP Kurikulum 2013
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Sekolah             :
Mata pelajaran    :
Kelas/Semester   :
Materi Pokok    :
Alokasi Waktu    :

A.    Kompetensi Inti (KI) 

B.    Kompetensi Dasar dan Indikator 

1.    _____________ (KD pada KI-1) 

2.    _____________ (KD pada KI-2) 

3.    _____________ (KD pada KI-3)
       Indikator: __________________ 

4.    _____________ (KD pada KI-4) 

       Indikator: __________________ 

Catatan:
KD-1 dan KD-2 dari KI-1 dan KI-2 tidak harus dikembangkan dalam indikator karena keduanya dicapai melalui proses pembelajaran yang tidak langsung. Indikator dikembangkan hanya untuk KD-3 dan KD-4 yang dicapai melalui proses pembelajaran langsung.

C.    Tujuan Pembelajaran 

D.    Materi  Pembelajaran (rincian dari Materi Pokok) 

E.    Metode Pembelajaran (Rincian dari Kegiatan Pembelajaran) 

F.    Media, Alat, dan Sumber Pembelajaran 

1.    Media 

2.    Alat/Bahan 

3.    Sumber Belajar 

G.    Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran 

1.    Pertemuan Kesatu: 

a.    Pendahuluan/Kegiatan Awal (…menit) 

b.    Kegiatan Inti (...menit) 

c.    Penutup (…menit) 

2.    Pertemuan Kedua: 

a.    Pendahuluan/Kegiatan Awal (…menit) 

b.    Kegiatan Inti (...menit) 

c.    Penutup (…menit), dan seterusnya. 

H.    Penilaian 

1.    Jenis/teknik penilaian 

2.    Bentuk instrumen dan instrumen 

3.    Pedoman penskoran


Sabtu, 14 Juni 2014

Pendidikan Seni Rupa dan Kerajinan Tangan

KURIKULUM 2013

Perubahan merupakan sesuatu yang harus terjadi pada bidang pendidikan. Di Indonesia kini sudah tidak lagi menggunakan kurikulum lama yaitu Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan atau disingkat KTSP namun sudah diganti menjadi Kurikulum 2013. Kurikulum 2013 ini digunakan oleh masing-masing guru sebagai pedoman dalam mengadakan kegiatan pembelajaran. Kurikulum 2013 ini juga memiliki sifat diantaranya, yang pertama bersifat given yang berarti tidak bisa dirubah dan tentu saja harus dilaksanakan sesuai dengan apa yang ada di pusat. Sifat yang kedua yaitu dapat disesuaikan. Maksudnya kurikulum ini dapat dipertimbangkan penggunaannya karena Indonesia merupakan Negara kepulauan yang memiliki suku, ras, agama dan kebudayaan yang berbeda-beda sehingga diberikan hak untuk dapat menyesuaikan antara keadaan tempat setempat dengan kurikulum yang akan dilaksanakan. Dengan menyesuaikan antara keadaan tempat atau daerah dengan kurikulum, sehingga terdapatnya muatan lokal atau mulok yang ada di tiap-tiap sekolah. Mulok yang ada di masing-masing sekolah itu berbeda-beda. Selain itu alat-alat bantu belajar seperti media pembelajaran juga saling berlainan antara sekolah yang satu dengan yang lainnya. Hal ini karena penyesuaian antara keadaan di sekitar sekolah dengan kurikulum yang dilaksanakan.
Sebagai sebuah inovasi yang sedang disemaikan, perjalanan Kurikulum 2013 ini pasti tidak akan serta-merta berjalan secara sempurna. Oleh karena itu, upaya perbaikan yang berkelanjutan dalam pengelolaan kurikulum di sekolah dan praktik pembelajaran di kelas menjadi penting. Kegiatan pengembangan pengetahuan dan keterampilan guru dalam mengimplemantasikan Kurikulum 2013 perlu terus dilakukan, baik yang difasilitasi oleh sekolah, dinas pendidikan, dan terutama pemerintah pusat. Supervisi pembelajaran seyogyanya menjadi kebutuhan setiap guru dalam rangka perbaikan proses pembelajaran yang dilakukannya dan untuk memastikan diri sebagai seorang pembelajar yang terus berusaha belajar mengasah kemampuan diri.
Terdapat dua kelompok dalam struktur kurikulum SD/MI yang berlaku di Indonesia pada saat ini yang masing-masing isi dari kelompok tersebut memiliki Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar. Kelompok tersebut diantaranya,
1.     Kelompok A, yang terdiri dari:
a.    Pendidikan Agama dan Budi Pekerti,
b.    PPKN
c.    Bahasa Indonesia
d.    Matematika
e.    Ilmu Pengetahuan Alam
f.    Ilmu Pengetahuan Sosial
2.    Kelompok B, yang terdiri dari:
a.    Seni Budaya dan prakarya
b.    Penjasorkes
Hal yang juga harus diperhatikan guna mencapai tujuan pembelajaran adalah penyusunan Garis Besar Program Pengajaran (GBPP). GBPP memuat semua komponen minimal kurikulum sebagai rencana tertulis secara umum dalam GBPP terdapat tujuan yang ingin dicapai (tujuan mata pelajaran dan tujuan instruksional) umum, materi atau pokok bahasan yang harus disajikan, proses atau strategi pembelajaran yang digunakan, alat evaluasi untuk mengukur ketercapaian tujuan, bahkan terdapat juga distribusi materi semester kelas. GBPP ini menjadi produk utama dalam pengembangan kurikulum.
. Dalam penyusunan GBPP ini yang perlu diperhatikan adalah waktu yang tersedia. Hal ini dikarenakan agar tidak ada waktu yang berbenturan dengan hari libur baik hari libur keagamaan atau pun hari libur nasional. Guru akan mengetahui seberapa banyak waktu yang akan digunakan untuk menyelesaikan materi ajar dalam satu semester maupun tahunan. Dalam pembuatan GBPP guru harus memperhatikan jadwal-jadwal tertentu seperti libur karena peringatan hari nasional maupun libur karena hari besar keagamaan Jika guru memperhatikan dengan cermat waktu yang tersedia dengan materi yang ada, maka tidak akan ada waktu yang terbuaang sia-sia. Jadi, dengan diterapkannya Kurikulum 2013 diharapkan dapat memajukan sistem pendidikan nasional agar terciptanya individu-individu yang berwawasan tinggi.




Kamis, 12 Juni 2014

Kerajianan Tangan dan Seni Rupa

     Teknik Cetak Tinggi
Karya Seni Cetak dari Umbi-umbian, Pelepah Pisang dan Daun-daunan

Karya seni grafis merupakan karya yang dihasilkan melalui proses cetak yang berlandaskan pada empat prinsip teknik cetak Cetakan diciptakan dari permukaan sebuah bahan, yang umum digunakan adalah: plat logam, biasanya tembaga atau seng untuk engraving  atau etsa ; batu digunakan untuk litografi ; papan kayu untuk  cukil kayu. Masih banyak lagi bahan lain yang digunakan dalam karya seni ini. Salah satu dari karya seni tersebut yaitu cetak tinggi.           
Cetak tinggi yakni seni cetak yang mana bagian-bagiannya timbul, apabila diberi tinta dan diletakkan pada permukaan kertas (bidang datar) akan meninggalkan bekas yang sesuai dengan bagian yang timbul pada cetakan. Proses cetak tinggi menggunakan alat cetak yang akan menghasilkan gambar dari bagian yang menonjol. Apabila alat cetak dioles dengan tinta, bagian yang menonjol atu akan menerima tinta. Jika klise/ alat cetak itu ditempelkan pada kertas kemudian diangkat, maka tampaklah gambar pada kertas. Contoh cetak tinggi yang sederhana ialah: stempel, jari, uang logam, potongan pelepah pisang, tutup botol, cukilan ubi/ wortel, dan sebagainya.
Pembuatan alat cetak untuk cetak tinggi dapat dilakukan dengan menggunakan guntingan gambar, dan selanjutnya dapat untuk mencetak, contohnya media berupa: guntingan gambar, papan/ karet /ubi, cat poster/ pewarna, pensil, pencukil, dan kertas gambar.
Cetak Penampang, Daun-daunan, dan Umbi-umbian
Bahan dan alat yang diperlukan: kertas, pewarna, pelepah daun, buah, daun-daunan, umbi-umbian, pisau, cutter, silet, alas pewarna, spon/busa, kapas, koran bekas. Proses pengerjaannya:
a)      Pilihlah penampang apa yang akan dijadikan acuan cetaknya pelepah daun atau buah-buahan. Pelepah daun yang sering dijadikan acuan cetak adalah: pelepah daun pisang, pelepah daun talas, pelepah daun pepaya. Buah belimbing dapat pula dijadikan sebagai acuan cetak.
b)      Potonglah penampang bahan acuan cetak itu dengan pisau, cutter atau silet. Arah potongan bebas. Usahakan agar permukaan potongan rata. Kerataan permukaan potongan sangat menentukan hasil cetakannya.
c)      Siapkan pewarna. Pewarna yang disiapkan bergantung dari keadaan bahan acuan cetaknya. Bila acuan cetaknya masih mengeluarkan getah/cairan, cukup disediakan serbuk pewarna atau bisa juga dipakai pewarna cair. Pewarna akan menjadi cair setelah bersatu dengan cairan acuan cetak. Akan tetapi bila acuan cetaknya tidak mengeluarkan cairan, kita perlu menyediakan pewarna yang sudah dicampur dengan air.Pewarna serbuk, cukup disebarkan pada alas warna yang bentuknya datar dan rata misalnya: kaca, formica, lembaran plastik, piring. Penampang acuan cetak yang mengandung cairan digosok-gosokan pada serbuk warna yang ditaburkan di alas hingga rata, maka terjadilah warna yang siap pakai. Pewarna cair dapat dipulaskan pada busa/spon, atau pada kapas.
d)     Mencetakkan acuan cetak. Untuk mendapatkan hasil yang memuaskan ikutilah petunjuk ini.
1.      Penampang acuan cetak yang masih basah tekankan pada pewarna yang ada pada alas warna tadi.
2.      Selanjutnya tempelkan (sambil ditekan) acuan cetak tersebut pada kertas yang sudah diletakkan di atas koran.
3.      Kemudian angkat acuan cetaknya. Gambar acuan cetak akan tertera pada kertas. Untuk membuat bentuk/gambar yang sama, lakukan kegiatan seperti yang dilakukan sebelumnya beberapa kali bergantung kebutuhan pada kertas yang sama atau yang lain.
4.      Acuan cetak yang sudah kering (tidak mengeluarkan cairan), pengisian warnanya harus dengan cara menempelkan acuan cetak tersebut pada spon/busa, atau kapas yang sudah diisi pewarna. Pencetakannya sama seperti pada pencetakkan acauan cetak sebelumnya. Demikian pula pengulangan pencetakkannya.
5.      Perlu diperhatikan agar pewarna yang menempel pada acuan cetak tidak berlebihan, tidak pula kekurangan. Bila hal ini terjadi, hasil cetakannya tidak akan memuaskan.
Proses pencetakkan daun-daunan dilakukan sebagai berikut:
a.     Pilihlah bentuk daun yang menarik serta ukurannya tidak terlalu lebar.
b.    Siapkan pewarna pada alas warna seperti pada cetak penampang. Usahakan agar keadaan pewarna pada alas merata keadaannya, serta tidak terlalu encer.
c.    Tempelkan permukaan daun tadi serata mungkin pada alas pewarna.
d.   Selanjutnya permukaan daun yang sudah berwarna tadi tempelkan pada kertas yang sudah disiapkan terlebih dahulu. Gosoklah permukaan daun itu dengan hati-hati dan jangan sampai bergeser. Agar aman dan leluasa menggosok, simpanlah kertas di atas permukaan daun tersebut.
Beberapa kesulitan yang akan dialami saat membuat karya seni ini yakni membuat bentuk pada bahan yang hendak digunakan. Dalam pembuatan karya seni dengan teknik cetak tinggi itu memerlukan kesabaran dan keterampilan tangan, jika salah memotong bagian, maka akan menghasilkan bagian yang cacat/tidak bagus. Memang dalam membuat suatu karya yang bagus terkadang kita harus belajar dari kegagalan utuk tidak membuat kesalahan yang sama. Pada saat proses kegiatan, saya sendiri beberapa kali melakukan pengulangan, karena tidak terampil memotong bagian dan membuat bagiannya datar. Perlu diperhatikan agar pada proses cetak ini (penampang, daun-daunan, dan umbi-umbian) digunakan alas yang empuk. Alas yang keras, kurang baik hasilnya.