Halaman

Kamis, 12 Juni 2014

Kerajianan Tangan dan Seni Rupa

     Teknik Cetak Tinggi
Karya Seni Cetak dari Umbi-umbian, Pelepah Pisang dan Daun-daunan

Karya seni grafis merupakan karya yang dihasilkan melalui proses cetak yang berlandaskan pada empat prinsip teknik cetak Cetakan diciptakan dari permukaan sebuah bahan, yang umum digunakan adalah: plat logam, biasanya tembaga atau seng untuk engraving  atau etsa ; batu digunakan untuk litografi ; papan kayu untuk  cukil kayu. Masih banyak lagi bahan lain yang digunakan dalam karya seni ini. Salah satu dari karya seni tersebut yaitu cetak tinggi.           
Cetak tinggi yakni seni cetak yang mana bagian-bagiannya timbul, apabila diberi tinta dan diletakkan pada permukaan kertas (bidang datar) akan meninggalkan bekas yang sesuai dengan bagian yang timbul pada cetakan. Proses cetak tinggi menggunakan alat cetak yang akan menghasilkan gambar dari bagian yang menonjol. Apabila alat cetak dioles dengan tinta, bagian yang menonjol atu akan menerima tinta. Jika klise/ alat cetak itu ditempelkan pada kertas kemudian diangkat, maka tampaklah gambar pada kertas. Contoh cetak tinggi yang sederhana ialah: stempel, jari, uang logam, potongan pelepah pisang, tutup botol, cukilan ubi/ wortel, dan sebagainya.
Pembuatan alat cetak untuk cetak tinggi dapat dilakukan dengan menggunakan guntingan gambar, dan selanjutnya dapat untuk mencetak, contohnya media berupa: guntingan gambar, papan/ karet /ubi, cat poster/ pewarna, pensil, pencukil, dan kertas gambar.
Cetak Penampang, Daun-daunan, dan Umbi-umbian
Bahan dan alat yang diperlukan: kertas, pewarna, pelepah daun, buah, daun-daunan, umbi-umbian, pisau, cutter, silet, alas pewarna, spon/busa, kapas, koran bekas. Proses pengerjaannya:
a)      Pilihlah penampang apa yang akan dijadikan acuan cetaknya pelepah daun atau buah-buahan. Pelepah daun yang sering dijadikan acuan cetak adalah: pelepah daun pisang, pelepah daun talas, pelepah daun pepaya. Buah belimbing dapat pula dijadikan sebagai acuan cetak.
b)      Potonglah penampang bahan acuan cetak itu dengan pisau, cutter atau silet. Arah potongan bebas. Usahakan agar permukaan potongan rata. Kerataan permukaan potongan sangat menentukan hasil cetakannya.
c)      Siapkan pewarna. Pewarna yang disiapkan bergantung dari keadaan bahan acuan cetaknya. Bila acuan cetaknya masih mengeluarkan getah/cairan, cukup disediakan serbuk pewarna atau bisa juga dipakai pewarna cair. Pewarna akan menjadi cair setelah bersatu dengan cairan acuan cetak. Akan tetapi bila acuan cetaknya tidak mengeluarkan cairan, kita perlu menyediakan pewarna yang sudah dicampur dengan air.Pewarna serbuk, cukup disebarkan pada alas warna yang bentuknya datar dan rata misalnya: kaca, formica, lembaran plastik, piring. Penampang acuan cetak yang mengandung cairan digosok-gosokan pada serbuk warna yang ditaburkan di alas hingga rata, maka terjadilah warna yang siap pakai. Pewarna cair dapat dipulaskan pada busa/spon, atau pada kapas.
d)     Mencetakkan acuan cetak. Untuk mendapatkan hasil yang memuaskan ikutilah petunjuk ini.
1.      Penampang acuan cetak yang masih basah tekankan pada pewarna yang ada pada alas warna tadi.
2.      Selanjutnya tempelkan (sambil ditekan) acuan cetak tersebut pada kertas yang sudah diletakkan di atas koran.
3.      Kemudian angkat acuan cetaknya. Gambar acuan cetak akan tertera pada kertas. Untuk membuat bentuk/gambar yang sama, lakukan kegiatan seperti yang dilakukan sebelumnya beberapa kali bergantung kebutuhan pada kertas yang sama atau yang lain.
4.      Acuan cetak yang sudah kering (tidak mengeluarkan cairan), pengisian warnanya harus dengan cara menempelkan acuan cetak tersebut pada spon/busa, atau kapas yang sudah diisi pewarna. Pencetakannya sama seperti pada pencetakkan acauan cetak sebelumnya. Demikian pula pengulangan pencetakkannya.
5.      Perlu diperhatikan agar pewarna yang menempel pada acuan cetak tidak berlebihan, tidak pula kekurangan. Bila hal ini terjadi, hasil cetakannya tidak akan memuaskan.
Proses pencetakkan daun-daunan dilakukan sebagai berikut:
a.     Pilihlah bentuk daun yang menarik serta ukurannya tidak terlalu lebar.
b.    Siapkan pewarna pada alas warna seperti pada cetak penampang. Usahakan agar keadaan pewarna pada alas merata keadaannya, serta tidak terlalu encer.
c.    Tempelkan permukaan daun tadi serata mungkin pada alas pewarna.
d.   Selanjutnya permukaan daun yang sudah berwarna tadi tempelkan pada kertas yang sudah disiapkan terlebih dahulu. Gosoklah permukaan daun itu dengan hati-hati dan jangan sampai bergeser. Agar aman dan leluasa menggosok, simpanlah kertas di atas permukaan daun tersebut.
Beberapa kesulitan yang akan dialami saat membuat karya seni ini yakni membuat bentuk pada bahan yang hendak digunakan. Dalam pembuatan karya seni dengan teknik cetak tinggi itu memerlukan kesabaran dan keterampilan tangan, jika salah memotong bagian, maka akan menghasilkan bagian yang cacat/tidak bagus. Memang dalam membuat suatu karya yang bagus terkadang kita harus belajar dari kegagalan utuk tidak membuat kesalahan yang sama. Pada saat proses kegiatan, saya sendiri beberapa kali melakukan pengulangan, karena tidak terampil memotong bagian dan membuat bagiannya datar. Perlu diperhatikan agar pada proses cetak ini (penampang, daun-daunan, dan umbi-umbian) digunakan alas yang empuk. Alas yang keras, kurang baik hasilnya.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar